Bahwa antara salat dan zakat memiliki hubungan yang erat

Penyebutan secara berurutan dan berulang-ulang ini mengisyaratkan bahwa antara salat dan zakat memiliki hubungan yang erat. Hubungan itu dapat kita lihat dari hadis qudsi berikut:

"Sesungguhnya Aku hanya menerima salat orang-orang yang merendahkan dirinya karena kebesaran-Ku, yang mengisi sebagian waktu siangnya untuk berzikir kepada-Ku, yang melazimkan dirinya untuk takut kepada-Ku, yang tidak sombong terhadap makhluk-Ku, yang memberi makan kepada orang yang lapar, yang memberi pakaian kepada orang yang telanjang, yang menyayangi orang-orang yang terkena musibah yang memberikan perlindungan kepada orang-orang yang terasing.

Pada redaksi yang lain disebutkan: "Sesungguhnya Aku (Allah) hanya menerima salat dari orang yang dengan salatnya itu ia merendahkan diri dihadapan-Ku. Dia tidak sombong dengan makhluk-Ku yang lain. Dia tidak mengulangi maksiat kepada-Ku. Dia menyayangi orang-orang miskin dan menderita. Aku akan tutup salat orang itu dengan kebesaran-Ku, aku akan menyuruh malaikat untuk menjaganya. Dan kalau ia berdoa kepada-Ku. Aku akan memperkenankannya. Perumpamaan dia dengan makhluk-Ku yang lain adalah seperti perumpamaan furdaus di surga.

Dari kedua hadis qudsi diatas, dipahami ada beberapa ciri atau tanda-tanda orang yang salatnya diterima, di antaranya adalah, orang yang menyayangi orang-orang miskin.

Perujudan rasa sayang itu adalah dengan mengeluarkan sebagian kecil hartanya untuk orang-orang yang membutuhkan dalam bentuk zakat, infaq atau sedekah. Dalam bahasa modernnya adalah orang-orang yang memiliki solidaritas sosial. Jadi kita bukan hanya dituntut untuk rukuk dan sujud saja, tetapi juga memikirkan penderitaan sesamanya. Kita juga dituntut membagikan waktu dan rezeki untuk kebahagiaan orang lain. Tentang menyayangi orang miskin ini, Rasulullah pernah berpesan pada Aisyah: "Wahai Aisyah dekatilah orang-orang miskin. Cintai mereka, nanti Allah akan dekat dengan kamu". Di dalam sebuah hadis qudsi juga ada diriwayatkan bahwa nanti di hari kiamat, Allah mendakwah hamba-hamba-Nya yang tidak mau perduli dengan orang miskin: "Hai hamba-hamba-Ku, dahulu Aku lapar kalian tidak memberi-Ku makanan. Dahulu Aku telanjang, kalian tidak memberi-Ku busana.

Dahulu Aku sakit, kalian tidak memberi-Ku obat". Waktu itu yang didakwa berkata: "Ya Allah bagaimana mungkin aku memberi-Mu makanan, pakaian dan obat, padahal Engkau Rabbul' Alamin". Lalu Allah berkata. "Dahulu aku hamba-KU yang lapar, telanjang dan sakit. Sekiranya kamu mendatangi mereka mengenyangkan perut mereka yang lapar, menutup tubuh mereka yang telanjang, mengobati sakit mereka kamu akan mendapati Aku disitu. Oleh karena itu agar salat kita diterima Allah, maka salat juga harus diikuti dengan pengeluaran zakat infak dan sedekah. Salat yang diterima menjadi penting bagi kita mengingat salat merupakan kunci ibadah. Diterima atau ditolaknya ibadah kita yang lain tergantung dari penerimaan ibadah salat kita.

Dalam hadis yang diriwayatkan Ath Thabrani disebutkan: "Yang pertama kali dihitung dari amalan-amalan hamba (seseorang) pada hari kiamat ialah amalan salatnya. Jika amalan salatnya baik, maka baiklah seluruh amalannya, jika amalan salatnya rusak maka rusaklah seluruhnya. Jadi tidak berlebihan jika kita katakan bahwa penentu diterima atau ditolaknya ibadah kita ditentukan oleh ibadah salat, dan penentu diterima atau tidaknya salat kita ditentukan oleh kemauan kita mengeluarkan zakat.

Dengan kata lain, zakat merupakan syarat agar salat kita diterima dan salat merupakan syarat agar amalan ibadah kita semuanya diterima Allah. Jadi bila amalan ibadah kita semuanya mau diterima Allah, maka kita harus mau mengeluarkan zakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Komentar Yang Tidak Mengandung Unsur-unsur SARA, SPAM, SCAM dan Kekerasan. Terimakasih.