Apakah yang disebut Lailat al Qadar itu

Lailatul Qadar Informasinya disampaikan oleh Allah kepada kita lewat firmanNya berikut ini. QS. Al Qadr: 1 – 5

إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ {1}وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ {2}
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ {3}تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ {4}سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ {5}

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jbril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam Itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.

Allah mengatakan dalam firmanNya bahwa malam al Qadar itu adalah malam yang memiliki nilai lebih baik dari 1000 bulan. Betapa hebatnya. Bagaimanakah hal itu bisa dijelaskan? Kapankah turunnya malam itu? Dan bagaimanakah keadaannya?

Banyak tafsir yang menggambarkan turunnya malam al Qadar. Namun secara mendasar,kita bisa bertumpu pada ayat-ayat tersebut di atas. Waktu turunnya al Our'an.

Di permulaan surat itu, Allah menjelaskan bahwa malam kemuliaan sebenamya adalah malam diturunkannya al Qur'an. Hal itu telah lama terjadi, yaitu sekitar 14 abad yang lalu. Ada yang berpendapat bahwa itu adalah saat-saat pertama kali turunnya al Qur'an. Yaitu ketika Rasulullah saw memperoleh wahyu untuk pertama kalinya digua Hira'. Dan setelah itu Al Quran diwahyukan secara berangsur angsur.

Terdapat empat tempat dalam Alquran yang menerangkan tentang masanya turun Alquran kepada Nabi SAW. yaitu:

1. Dalam surah Al Qadr ini.
2. Dalam surah Ad Dukhan, yaitu pada firman-Nya:

Artinya:
Ha Mim. Demi Kitab (Alquran) yang menjelaskan, sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkati dan sesungguhnya Kamilah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah yang mengutus rasul-rasul, sebagai rahmat dari Tuhanmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Q.S. Ad Dukhan: 1-6)

حم {1}وَالْكِتَابِ الْمُبِينِ {2}إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُّبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ {3}فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ {4}أَمْرًا مِّنْ عِندِنَا إِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَ {5}رَحْمَةً مِّن رَّبِّكَ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ {6

3. Dalam surah Al Baqarah, yaitu pada firman-Nya:


Artinya:
"(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dengan yang batil)". (Q.S. Al-Baqarah: 186)

4. Dalam surah Al Anfal ayat 41, yaitu pada firman-Nya:

وَاعْلَمُواْ أَنَّمَا غَنِمْتُم مِّن شَيْءٍ فَأَنَّ لِلّهِ خُمُسَهُ وَلِلرَّسُولِ وَلِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ إِن كُنتُمْ آمَنتُمْ بِاللّهِ وَمَا أَنزَلْنَا عَلَى عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ وَاللّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ {41

Artinya:

Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnu sabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari furqan, yaitu di hari pertemuannya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu). (Q.S. Al-Anfal: 41)

Ayat surah Al-Qadr menyatakan bahwa turunnya Alquran jelas pada malam Lailatulkadar, ayat surah Ad Dukhan menguatkan turunnya Alquran pada malam yang diberkati, ayat surah Al Baqarah menunjukkan turunnya Alquran pada bulan Ramadan dan ayat surah Al Anfal menerangkan bahwa turunnya Alquran bertepatan pada malam hari terjadinya pertempuran antara tentara Islam dengan tentara musyrikin dalam peperangan Badar, yang membedakan antara yang hak dengan yang batil dan memberi kemenangan kepada tentara Islam atas tentara kafir. Dengan demikian pastilah bahwa malam tersebut adalah malam Jumat 17 Ramadan.

Firman Allah QS. Al Qadr: 1 – 5 dijelaskan sbb :

Dalam ayat ini Allah (1) mengungkapkan bahwa Dia menurunkan Alquran pertama kali kepada Nabi SAW. pada malam yang mulia kemudian terus-menerus turunnya secara berangsur-angsur menurut peristiwa dan suasana yang menghendakinya dalam jangka waktu dua puluh dua tahun lebih sebagai petunjuk bagi manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat nanti.

Karena itu tidak dapat diragukan lagi bahwa manusia sangat memerlukannya sebagai pedoman yang menjelaskan sesuatu yang mereka ragukan yang berhubungan dengan soal-soal keagamaan atau masalah-masalah duniawi mereka serta menerangkan kepada mereka kejadian manusia dan kejadian yang akan datang ketika datangnya hari berbangkit. Mereka memerlukan pegangan tersebut karena mereka tidak dapat memahami tentang prinsip-prinsip kemaslahatan yang sebenarnya. sehingga mereka dapat membentuk peraturan-peraturan dan undang-undang yang terlepas sama sekali dari petunjuk-petunjuk dan ketentuan-ketentuan agama. Oleh sebab itu benarlah pendapat yang menyatakan bahwa manusia tidak dapat melepaskan diri dari agama dan petunjuk rohani yang menentukan ukuran dan nilai sesuatu setelah mereka mengetahui secara ilmiah keadaan-keadaan dan khasiat-khasiat sesuatu itu; sebagaimana mereka memerlukan kekuatan batin yang tidak dapat diguncangkan oleh bahaya dan percobaan.

Kemudian dalam ayat ini (2), Allah menyatakan keutamaan malam Lailatulkadar tetapi keutamaan ini tidak dapat diketahui oleh ahli cerdik cendekiawan walaupun bagaimana tingginya ilmu pengetahuannya. Pengertian dan pengetahuan Nabi-Nya tidak sanggup menentukan kebesaran dan fadilah Lailatulkadar, yang mengetahui hanyalah Allah Yang mengetahui segala hal yang gaib, yang menciptakan alam semesta, yang mewujudkannya dari tidak ada.

Pada ayat ini (3), Allah menerangkan fadilah Lailatulkadar yang sebenarnya, karena dia adalah suatu malam yang memancarkan nur hidayah sebagai permulaan tasyri yang diturunkan untuk kebahagiaan manusia dan sebagai malam peletakan batu pertama syariat Islam, sebagai agama penghabisan bagi umat manusia, yang sesuai dengan kemaslahatan manusia sepanjang zaman. Malam tersebut lebih utama dari seribu bulan yang mereka lalui dengan bergelimang dosa, kemusyrikan dan kesesatan serta tidak berkesudahan. Sebutan kata "seribu" dalam ayat ini bukan bermaksud untuk menentukan bilangannya akan tetapi maksudnya untuk menyatakan banyaknya yang tidak terhingga sebagaimana yang dikehendaki dengan firman Allah:

Artinya:
Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun. (Q.S. Al-Baqarah: 96)

وَلَتَجِدَنَّهُمْ أَحْرَصَ النَّاسِ عَلَى حَيَاةٍ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُواْ يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ يُعَمَّرُ أَلْفَ سَنَةٍ وَمَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهِ مِنَ الْعَذَابِ أَن يُعَمَّرَ وَاللّهُ بَصِيرٌ بِمَا يَعْمَلُونَ {96

Allah swt. memberikan penjelasan bahwa Nabi Muhammad saw. akan menjumpai orang-orang yang mengingini kehidupan yang kekal di muka bumi. dan mereka berusaha dengan cara apapun juga agar mereka dapat hidup kekal. Mereka itu sebenarnya tidak yakin akan dugaan mereka sendiri. Meskipun yang dinyatakan dalam ayat ini hanya mengenai orang-orang yang hidup pada masa turunnya ayat akan tetapi ketentuan itu berlaku terus sepanjang masa. Bahkan orang-orang Yahudi itu orang-orang yang paling loba di antara seluruh manusia, bahkan melebihi orang-orang musyrikin. Sikap demikian itu mendapat celaan dan kemarahan yang sangat dari Allah. Karena orang-orang musyrikin tidak percaya adanya hari berbangkit, maka kelobaan orang-orang musyrik terhadap kenikmatan dunia bukanlah barang yang aneh. Akan tetapi orang-orang Yahudi yang percaya pada Al Kitab dan mengakui adanya hari pembalasan. maka seharusnya ia tidak terlalu loba terhadap kehidupan dunia ini. Masing-masing mereka mengingini hidup di dunia seribu tahun atau lebih. Karena itu pantas kalau Allah marah dan menghukum mereka. Panjang umur mereka di dunia ini tidaklah dapat menolongnya dan tidak pula dapat menjauhkannya dari siksaan yang tersedia bagi mereka di akhirat, lagi pula umur itu meskipun betapa panjangnya, pasti berakhir. Dengan lain perkataan panjangnya umur tidak akan dapat melepaskan diri mereka dari siksaan Tuhan, karunia Allah swt. Maha Mengetahui perbuatan-perbuatan mereka, baik yang tersembunyi, ataupun yang mereka lakukan secara terang-terangan. Dan seluruh perbuatan yang timbul dari mereka pasti diberi balasan yang setimpal.


Apakah ada malam yang lebih mulia daripada malam yang padanya dimulai turunnya nur hidayah untuk manusia setelah berabad-abad lamanya berada dalam kesesatan dan kekafiran? Apakah ada kemuliaan yang lebih agung daripada malam di mana cahaya purnama ilmu makrifah ketuhanan menerangi jiwa Nabi SAW. yang diutus sebagai rahmat untuk manusia seluruhnya, menyampaikan berita gembira dan ancaman serta memanggil mereka ke jalan yang lurus, menjadikan mereka umat yang melepaskan manusia dari belenggu perbudakan raja-raja dan dari penindasan-penindasan penguasa yang zalim, di timur dan di barat yang mempersatukan mereka sesudah mereka berpecah-belah dan bermusuh-musuhan?.

Pada ayat ini (4), Allah menerangkan fadilah Lailatulkadar yang sebenarnya, karena dia adalah suatu malam yang memancarkan nur hidayah sebagai permulaan tasyri yang diturunkan untuk kebahagiaan manusia dan sebagai malam peletakan batu pertama syariat Islam, sebagai agama penghabisan bagi umat manusia, yang sesuai dengan kemaslahatan manusia sepanjang zaman. Malam tersebut lebih utama dari seribu bulan yang mereka lalui dengan bergelimang dosa, kemusyrikan dan kesesatan serta tidak berkesudahan. Sebutan kata "seribu" dalam ayat ini bukan bermaksud untuk menentukan bilangannya akan tetapi maksudnya untuk menyatakan banyaknya yang tidak terhingga sebagaimana yang dikehendaki dengan firman Allah:

Artinya:
Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun. (Q.S. Al-Baqarah: 96)

Apakah ada malam yang lebih mulia daripada malam yang padanya dimulai turunnya nur hidayah untuk manusia setelah berabad-abad lamanya berada dalam kesesatan dan kekafiran? Apakah ada kemuliaan yang lebih agung daripada malam di mana cahaya purnama ilmu makrifah ketuhanan menerangi jiwa Nabi SAW. yang diutus sebagai rahmat untuk manusia seluruhnya, menyampaikan berita gembira dan ancaman serta memanggil mereka ke jalan yang lurus, menjadikan mereka umat yang melepaskan manusia dari belenggu perbudakan raja-raja dan dari penindasan-penindasan penguasa yang zalim, di timur dan di barat yang mempersatukan mereka sesudah mereka berpecah-belah dan bermusuh-musuhan?.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Komentar Yang Tidak Mengandung Unsur-unsur SARA, SPAM, SCAM dan Kekerasan. Terimakasih.